Karakter Oli

Ilmu Tribology

Ilmu PelumasanIlmu Tribology merupakan cabang ilmu pelumasan, dan oli pelumas yang diproduksi dengan tujuan untuk difungsikan pada semua gesekan perlu diatasi. Karena berbagai situasi dan kondisi dimana gesekan terjadi pada suhu tinggi/rendah, putaran dan tekanan, dengan adanya air atau asam yang bersifat korosif, pada kondisi vakum total atau lingkungan radioaktif, Produsen maupun Distributor Oli harus ahli dalam ilmu formulasi pelumas. Dan mampu mempresentasikan kepada pemakai oli pelumas bagaimana pelumas yang ditawarkan bekerja di dalam mesin. Semua oli pelumas pada umumnya terdiri dari satu atau lebih bahan dasar, baik dari minyak mentah atau sintetis, ditambah campuranaditif (bahan kimia), sehingga memberikan kualitas yang baik sesuai kebutuhan.

Memahami bagaimana oli pelumas bekerja, pertama-tama perlu mempertimbangkan sifat dari dua permukaan yang akan dilumasi. Setiap mesin akan mengalami perubahan kecil pada komponen-komponen permukaannya. Sifat mesin ini hasil dari penyimpangan yang akan bervariasi tergantung pada proses permesinan misalnya rolling, turning, grinding, milling, tetapi efeknya adalah sama. Berdasarkan pemeriksaan mikroskopis, permukaan akan tampak kasar. Saat dua permukaan tersebut dipaksa untuk bergesekan satu sama lain, akan terjadi gaya yang menolak tindakan geser. Gesekan ini akan mengubah permukaan menjadi distorsi, scuffing, microwelding dan akhirnya robek/retak. Sebuah mesin yang dioperasikan dalam kondisi seperti itu tidak akan bertahan lama.

Tribology | Distributor Oli PelumasBila oli pelumas tersebar rata di atas permukaan, maka akan mengisi ruang antara dua permukaan, sehingga terbentuk lapisan film yang merata. Pergerakan jauh lebih mudah sehingga membantu permukaan untuk bergerak satu sama lain. Kondisi ini disebut pelumasan batas (boundary lubrication) dan merupakan ciri khas dari pelumas yang ada di bearing putaran lambat atau pelumas gemuk slide ways.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

ADIKTIF OLI PELUMAS

Oli Pelumas memiliki Berbagai jenis aditif membentuk paket yang mengubah minyak dasar menjadi pelumas berkualitas. Di bawah ini adalah yang paling sering ditemukan dalam aplikasi industri dan kelautan. Beberapa perusahaan menggunakan komponen aditif yang berbeda tetapi umumnya sama.

 

1. Deterjen

Deterjen dapat digunakan untuk memegang senyawa penetral asam dalam larutan dalam oli pelumas. Biasanya akan bereaksi dengan asam kuat (sulfat dan nitrat) yang dibentuk pada pembakaran bahan bakar dan yang akan menyebabkan korosi pada mesin internal jika tidak dikontrol. Deterjen netral juga difungsikan untuk memberikan anti-korosi, antiwear dan bahkan sifat tekanan yang ekstrim untuk minyak. Overbased deterjen adalah garam dari logam alkali tanah seperti kalsium dan magnesium yang mengandung logam alkali lebih dari yang dibutuhkan untuk pembuatannya. yang memiliki deterjen yang baik dan kemampuan yang sangat baik untuk menetralisir asam kuat.

 

2. Dispersan 

Dispersan akan menjaga sisa pembakaran dalam larutan oli pelumas, karena itu mencegah deposisi sebagai lumpur atau lacquer. Dispersan ini dapat habis dengan waktu, yang menjadi alasan penting untuk mengganti oli pelumas yang sudah terkontaminasi.

 

3. Antioksidan

Antioksidan untuk menunda atau menghambat proses pembusukan yang terjadi secara alami dalam oli pelumas, sering disebut sebagai ‘umur’ pelumas atau oksidasi karena udara. Proses oksidasi menimbulkan pembentukan gumpalan, lak dan lumpur yang mengakibatkan peningkatan keasaman dan kekentalan. Oksidasi berlebihan adalah alasan umum untuk mengganti pelumas, biasanya karena keasaman atau viskositas telah melebihi ambang batas yang diperbolehkan. Beberapa antioksidan juga berfungsi pada suhu di atas sekitar 100 ° C dengan de-activating  permukaan logam.

 

4. Adiktif Anti Foam

Zat ini berfungsi untuk mencegah oli pelumas berbusa. Udara yang terperangkap dalam oli pelumas bisa menyebabkan kekurangan pelumas karena adanya gelembung udara pada permukaan kontak. Hal ini dapat menyebabkan kegagalan komponen bergerak. Hal ini penting diperhatikan bagi sistem gear box.

 

5.  Pour Point Depressants

oli pelumas pada umumnya mempunyai viskositas tinggi dan proses refinering yang sederhana, mengandung lilin parafin yang akan mulai mengkristal pada suhu rendah. Proses ini cepat meningkatkan viskositas pada oli pelumas dan menyebabkan kristalisasi lebih cepat karena suhu terus menurun. Pour Point Depressants mencegah meningkatkan viskositas, biasanya dengan mencegah aglomerasi kristal lilin yang terbentuk diawal.

 

6. Aditif Anti-Wear dan Extreme Pressure

Kedua jenis aditif ini berfungsi mengurangi keausan permukaan logam. Aditif anti aus yang paling umum adalah zinc dan phosphorus-based. Aditif Extreme Pressure (EP) bertugas dengan cara yang sama dan biasanya terbuat dari berbagai proporsi kimia sulphur dan phosphorus. Keduanya mengikat permukaan logam membentuk kekuatan film yang membatasi kerusakan dari mikro-seizure jika film pelumas pecah. Sulphur juga berfungsi sebagai pelindung yang sama untuk komponen injeksi bahan bakar.

 

7. Polymer Thickeners

Zat Aditif ini berfungsi dan digunakan jika karakteristik viskositas minyak pada temperatur yang berbeda perlu diubah. Oli Pelumas Multigrade, dengan beberapa pengecualian, mengandung polimer untuk mengentalkan minyak monograde dari kelas ringan dan memberikan multigrade properti, yaitu mereka dapat berfungsi lebih baik pada temperatur yang lebih rendah sementara mempertahankan karakteristik suhu tinggi. Beberapa pihak menetapkan penggunaan Oli Pelumas multigrade dalam peralatan darurat karena viskositas yang sangat baik terhadap karakteristik suhu. Jenis aditif juga digunakan dalam beberapa minyak hidrolik untuk mengatur viskositas/karakteristik suhu.

 

8. Aditif Pelindung Karat

Dalam Oli Pelumas terdapat pelindung karat untuk melindungi permukaan logam dari korosi atmosfir, terutama ketika mesin idle atau pada saat perbaikan. Juga termasuk bahan alkali untuk menetralisir asam kuat karena mereka terbentuk selama pembakaran. Aditif ini juga mengandung bahan detergensi.

Share